Senin, 03 Desember 2012

Renungan Kematian

‎[[Renungan Kematian]].

...Bismillah ...

Pejamkanlah mata anda lima menit. Bayangkanlah detik-detik sakaratul maut yang suatu saat pasti menimpa anda..
Bayangkanlah beratnya pencabutan nyawa dan penderitaannya..
Bayangkanlah ketika nyawa anda benar-benar telah lepas dari tubuh anda. Dan itulah kematian...

Bayangkanlah saat perpisahan anda selama-lamanya itu dengan istri, orang tua, anak-anak, orang-orang tercinta dan segenap sahabat anda..
Jasad anda di tempat pemandian.. 
Anda dimandikan dan dikafani. Selanjutnya anda dibawa ke masjid untuk disholatkan. Lalu anda dipanggul d atas pundak-pundak orang-orang untuk dikuburkan..
Bayangkanlah bahwa malam ini adalah malam pertama anda dikuburan!
Bayangkanlah kedatangan malaikat Munkar dan Nakir yang akan menguji anda dengan beberapa pertanyaan.
Bayangkanlah kengerian anda seandainya tiba-tiba lidah anda kelu tak mampu menjawab.
Bayangkanlah amal perbuatan anda yang akan dijelmakan menjadi manusia untuk menemani anda. Apakah ia seorang manusia yang rupawan atau manusia terjelek yang pernah anda lihat?

Bayangkanlah kesendirian anda, kegelapan dosa dan maksiat anda.
Bayangkanlah ratusan atau bahkan ribuan tahun penantian datangnya kiamat?
Bayangkanlah apakah kuburan anda itu menjadi bagian dari taman surga? Ataukah nenjadi bagian dari neraka?
Bayangkanlah keinginan anda bisa kembali kedunia, meski sehari untuk menambah amal sholih.
Bayangkanlah betapa butuhnya Anda terhadap tambahan pahala, tetapi anda tidak berdaya.
Bayangkanlah betapa beratnya, betapa menderitanya.

Yakinlah Anda pasti mengalami semua itu, entah kapan. Yang jelas, kurang dari 100 tahun anda sudah meninggal dunia. Tapi bisa jadi, besok atau minggu depan, bulan depan, atau tahun depan Anda sudah mati. Kematian selalu mengintai manusia di mana saja dia suka, tidak peduli siang atau malam, anak-anak, remaja atau sudah tua. Tidak peduli dalam keadaan sehat atau sakit, suka cita atau duka lara, aman atau perang, kaya atau miskin, raja/pemimpin atau rakyat jelata, pria atau wanita.
Tidak peduli di rumah, di kantor, atau di perjalanan, didarat, di laut atau di udara. Ya tidak seorang pun dari kita yang memastikan dirinya aman dari kematian.
Lalu, apa bekal dan persiapan Anda untuk kematian yang sewaktu-waktu menyergap kita? Pasti Anda keluhkan dosa-dosa yang menggunung dan kebaikan yang sedikit.

Tapi, bersyukurlah Andas ekarang masih hidup, Anda belum mati.
Jemputlah bekal kematian sekarang. Sebelum datang penyesalan yang menyesakkan dada, sesal yang tiada lagi berguna. 

Renungkanlah wahai saudaraku...

Selasa, 27 November 2012


Suatu ketika..seorang bayi siap dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkan … Dia bertanya kepada TUHAN :

Bayi : “Para Malaikat di sini mengatakan, bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi….bagaimana cara saya hidup di sana, saya begitu kecil dan lemah”
TUHAN : “Aku telah memilih satu malaikat untukmu..ia akan menjaga dan mengasihimu”

Bayi : “Tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa ini cukup bagi saya untuk bahagia”
TUHAN : “Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih berbahagia”

Bayi : “Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu?”
TUHAN : “Malaikatmu akan mengajarkan..bagaimana cara kamu berdoa”

Bayi : “Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya”?
TUHAN : “Malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun”

Bayi : “Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi”
TUHAN : “Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada di sisimu”

Saat itu surga begitu tenangnya…sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya
Bayi : “TUHAN……….jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahuku, siapa nama Malaikat di rumahku nanti”?
TUHAN : “Kamu dapat memanggil nama Malaikatmu itu…… I B U …”
 

Kenanglah ibu yang menyayangimu..Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi…
Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu..


Ingatkah engkau..ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu? Dan ingatkan engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit…


Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan..
Kembalilah…mohon maaf…pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu..
 

Jangan biarkan kau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang, ketika ibu telah tiada…
Tak ada lagi di depan pintu yang menyambut kita…, tak ada lagi senyuman indah…tanda bahagia..


Yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya..yang ada hanyalah baju yang digantung di lemarinya..Tak ada lagi..dan tak akan ada lagi.. Yang akan meneteskan air mata mendo’akanmu disetiap hembusan nafasnya..


Pulang..dan kembalilah segera…peluklah ibu yang selalu menyayangimu..
Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya..

Bagi teman-teman yang ibunya sudah tiada, janganlah kamu pernah lupa selalu mendo'akan beliau semoga beliau tenang disisiNya dan dosa-dosa beliau diampuni-Nya.

;;

By :
Free Blog Templates