Senin, 09 Desember 2013

Variabel X

Atmosfer tebal menyelubungi seluruh tubuhku. Kaki dan tanganku bergerak sedikit kaku. Ruangan ini sungguh sesak dan amat pengap. Sampai-sampai, aku sedikit tak nyaman berdiam diri di ruangan yang sempit ini.

Sekilas kulihat bayangan seorang berlalu dan menurunkan sesuatu di depanku. Sesuatu itu berputar dan dapat jelas kulihat ada seseorang di dalamnya. Getaran timbul dan memasuki telingaku sehingga menimbulkan sebuah suara yang aku mengerti apa itu. Secara mendadak adegan itu terpampang jelas di depanku. Seorang pria bermata hijau mengkilat dengan rambut coklat yang berantakan.

Pria itu berlari cepat bagai kilat dan menembus seisi kota. Gerakannya sangat gesit dan senyum miris terulas jelas di lipatan wajah mudanya. Pria itu tertawa hambar sambil membawa sekantong uang yang baru saja dia ambil dan curi dari bank. Dan saat ini dia sedang dalam pelarian agar tak akan tertangkap.

"Yeayyy!" teriaknya dengah suara nyaring dan keras.

Pria itu meloncati gedung dan membiarkan diri turun ke atas tanah. Pria usia tujuh belasan itu mengapung di udara dan membuat orang di sekitarnya kaget bukan kepalang. Dia sudah beberapa kali melakukan hal tersebut dan sudah menjadi biasa dan amat tak asing di telinganya. Di kotanya, dia diberi julukan "Red Devil" karena dia amat sulit ditangkap dan sangat nakal.

Pria itu mendarat sempuna di atas tanah dengan kedua kaki yang berdiri tegak di sana. Dia sedikit menengok ke sekitarnya dan kembali berlari setelah dirasa keadaan benar-benar telah aman. Dia terus melewati malam dan terus melangkah gagah. Senyum licik penuh kemenangan terpampang jelas di wajahnya. Juga langkah kaki yang amat cepat terdengar sangat bergemuruh di telinganya.

"Aku kembali berhasil. Tak ada satu pun orang yang bisa menangkapku, hahaha!" ucapnya dengan nada curang dan tawa misterius.

"Itu dia, dia di sana! Cepat kejar dia!" teriak seorang pria dari belakangnya.

"Ada apa ini? Mengapa bisa mereka menemukanku? Aku harus segera melarikan diri."

Pria itu segera berlari dan bersembunyi di balik tong kayu yang sedikit besar. Dia berjongkok di sana dan mulai melakukan sesuatu hal, dia menatap ke arah belakang dan langsung tersenyum sinis. Di mana di sana terdapat ribuan misteri yang amat sulit untuk diungkapkan.

Sementara para polisi itu terus mencari pria tersebut dan memeriksa ke setiap sudut tempat. Dilihatnya bayangan seorang pemuda dan polisi itu langsung mengacungkan pistol ke arah yang dia maksud. Tangannya hampir menembakan peluru ke arah tong kayu yang ada di sana. Namun secara perlahan, polisi itu berjalan menuju tong itu dan langsung menjulurkan pistolnya saat dia meloncat ke arah tong.

"Apa? Ke mana dia pergi?" tanya dia bingung saat mendapati bahwa orang yang dicarinya tak dia temukan.

"Selamat tinggal pecundang!" teriak seorang pria dari kejauhan. Para polisi itu langsung memicingkan matanya dan menangkap bayangan orang yang berlari dan hilang menembus malam. Semuanya langsung merasa pekerjaannya sia-sia dan gagal menangkap pemuda itu.

"Dia kabur lagi, hah! Variabel X yang rumit, padahal kurasa aljabar tak sesulit itu," kata seorang.

"Dia iblis, dia teroris. Dia terlalu gesit untuk masuk ke dalam penjara kita, seharusnya kita langsung hukum mati dia, berpuluh-puluh kali kita gagal, tapi kita yakin bahwa pemuda itu pasti akan kita tangkap. Penghancur gila!" kata yang lain.

Scene beralih. Kini layar proyektor yang berdiri di depanku menunjukan adegan saat pemuda tersebut tengah berkutat pada pekerjaannya di tengah hujan. Dia sedikit menggambar sesuatu di perkamen panjang dan beberapa kali menghapusnya. Walau pun suara hujan di luar terlihat begitu deras, tapi dia mencoba terus berkonsentrasi dan menyelesaikan pekerjaannya.

Secara mendadak, dia bangkit dan mulai menggulung perkamen menjadi sebuah gulungan yang kecil. Dia menyelipkan gulungan itu di balik jaket hitam tebalnya yang sedikit kotor. Dia berjalan dan menutup kaca jendela yang terkena embun dan air. Sejenak dia terdiam dan mencoba menerawang. Namun sejenak kemudian dia benar-benar menutup jendela tersebut. Segera dia ambil payung dan mengerupusi kepalanya sehingga yang tampak hanya bagian muka saja. Dia mengambil sepatu hitamnya dan langsung pergi ke luar. Dibukanya payung dan dia berjalan dalam gelap dan derasnya hujan. Saat itu waktu terlihat masih cukup siang, namun karena hari begitu mendung dan langit gelap, hampir mirip malam saja.

Pemuda itu berjalan. Matanya menatap arah yang berdiri di depannya. Kabut dan air hujan sedikit menyamarkan pandangan. Namun kelihatannya tekad pemuda itu terlalu kuat untuk terus berjalan. Dia mungkin akan pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri atau merenung. Atau mungkin dia akan kembali melakukan kejahatan dan mengelabui para polisi itu.

Dia memandang liar sekitar. Jalannya sedikit dia cepatkan dan dia segera beranjak berlari dan memasuki sebuah rumah yang sedikit terpencil dari yang lain. Bisa jadi rumah itu adalah tempat persembunyiannya, karena polisi itu bilang dia adalah seorang teroris.

"Halo?" katanya pelan sambil membuka pintu kayu ek yang berdecit di sana. Dia segera masuk dan menutup pelan lagi pintu. Dia mengambil gulungan perkamen dan berjalan menuju ruangan yang ada di pojok. Saat itu suasana sangat hening sehingga hanya suara tetesan air hujan saja yang terdengar memenuhi telinganya.

"Ada orang di dalam, oh!"

Perkamen yang dia pegang terjatuh begitu saja. Matanya yang berkilat terlihat mulai mengeluarkan cairan bening dari sana. Dia terpaku dan terbungkam tanpa bergerak sedikit pun. Kakinya bergetar hebat seolah sesuatu yang buruk telah terjadi.

Scene kembali berubah. Pada saat itu petir menggelegar hebat dan langit begitu gelap pekat. Badai tampak akan datang karena warna awan yang muram dan begitu hitam. Juga karena dorongan dari petir yang terus menggelegar hebat dan memekakan telinga.
"Dia berlari ke arah timur, membawa dua kantong besar dan menghancurkan toko. Aku sempat melihat sekilas wajahnya, rambutnya coklat dan matanya hijau berkilat. Dia terlihat masih muda dan tampan, dia memakai jaket hitam tebal dan celana jeans coklat. Badannya tinggi dan dia tak terlalu kurus atau pun gemuk. Juga terdapat bekas jahitan di dekat alisnya," jelas seorang pria usia empat puluhan. Dia menatap tokonya yang baru saja dirampok seseorang.
"Red Devil, si Variabel X!" terka seorang detektif.
"Kau benar Le, dia berlari ke timur. Sekarang kita harus menangkapnya, kita tak boleh kehilangan dia!" kata polisi.

Semua serentak mengangguk dan langsung berlari mencoba mengejar Red Devil atau si Variabel X. Dia memang misteri bagi semua orang, sepertinya. Coba saja pikirkan, dia selalu berhasil lolos dan kabur dari para polisi itu. Dia tak pernah gagal dalam menghadapi mereka, dia hebat namun jahat. Tapi aku menyukai kehebatannya itu.

Sementara di tempat lain, pria dengan mata hijau yang berkilauan itu berlari dan tampak sedikit kelelahan. Ingin sekali dia berteleportasi-kemampuan untuk berpindah tempat dalam hitungan detik yang mencapai 300 km/detik-dan menjauhi para polisi itu. Dan entah hal apa yang membuatku tahu bahwa itu yang si pemuda inginkan. Seperti dia telah melakukan telepati-kemampuan memberikan informasi atau berkomunikasi dalam jarak jauh dengan bantuan otak-padaku.

Dia terus berlari melintasi perumahan dan pepohonan. Suara sirine mobil polisi mulai terdengar dari arah belakangnya. Tak lama, dia mendapati cahaya perak menyilaukan mata yang meyinari tubuhnya. Dia terperangkap! Helikopter telah memblokir jalannya!
"Sial," gerutunya dengan nada kecewa.
"Diam di tempat! Kau dikepung Variabel X! Turunkan tasmu dan angkat tangan!" kata seorang polisi sambil menodongkan pistolnya ke arah pemuda itu.
"Kau tak bisa ke mana-mana sekarang!" kata yang lain.

Pria itu mengangkat kedua tangannya. Seseorang menyeret dia kasar dan langsung memborgolnya. Pria itu masuk ke dalam salah satu mobil polisi dan segera bergerak menuju kantor. Pria itu memicingkan mata dan menatap satu per satu dari mereka.
"Kita yakin bisa menangkapnya, kau hebat juga, Nak! Beberapa kali kau bisa kabur dari kami. Kami tak mudah dikelabui, lain kali kau harus memodifikasi dirimu menjadi lain, agar kau tak akan tertangkap!" kata polisi yang menyetir di sana. Pria itu tersenyum hambar.
"Kalian tak akan bisa menangkapku, jangan menyombongkan diri terlebih dahulu!" katanya dengan mata hijaunya yang masih berkilat.
"Kau ada di tangan kami, Nak! Jangan mengira kami bodoh!" kata seorang yang duduk di sampingnya.
"Justru kalian yang jangan menganggapku bodoh! Aku berani taruhan, kalian tak akan bisa mengurungku lebih dari satu jam, bahkan setengah jam!" katanya dengan mata yang berkilat.

Serentak polisi yang ada di sampingnya menodongkan pistol ke pelipis pria itu. Red Devil, atau kerap dilandi Variabel X karena ketersembunyiaannya yang mirip pada aljabar tersenyum sinis sambil memandang jendela mobil yang berembun.
"Silahkan kalian tembak aku. Bahkan dengan senjatan lain, jika ingin kau boleh melemparkanku ke aspal dengan keras. Kau bisa melakukannya jika kalian bisa!" kata pemuda itu angkuh dan membuat si polisi semakin menekan dan hendak melepaskan peluru di dalam pistol.
"Jangan merendahkan kami! Kau yang tak boleh menyombongkan diri! Kami dipihak yang benar dan kau salah, yang benar lah yang selalu menang!" kata polisi itu menatap tajam pemuda itu.
"Tak selamanya jalan lurus adalah benar, hidup ini punya pilihan. Dan tak selamanya lurus selalu yang jadi pilihan," ucap Red Devil tegas.
"Yang lurus yang benar! Kau salah, kami tahu! Kau buronan, kau telah lama dicari, kau melakukan banyak kejahatan. Bagian mana yang kau sebut benar? Apa memang kau telah benar dengan menghancurkan toko atau bank dan mencuri uang mereka?" tanya polisi yang menodongkan pistol dengan nada menekan.
"Aku tak pernah membunuh satu orang pun dari mereka, aku hanya mengambil uangnya!" pekik Variabel X. "
Tapi itu bukan hakmu!"
"Tapi mereka menghamburkan uang itu!" balas Red Devil.
"Itu bukan hakmu! Kita memang mengamalkan HAM, tapi itu dibatasi dengan hak orang lain! Kau tak boleh mengganggunya!" balas polisi itu. Red Devil menatap sinis dan merasa dihina olehnya. Kini dia beranikan diri untuk memberontak dan melawan mereka.
"Aku tak pernah takut pada kalian, silahkan tembak aku sekarang!" katanya dengan senyum kecut yang penuh kemisteriusan.

Polisi itu mulai naik darah. Tanpa pikir panjang, dia melepaskan peluru ke arah kepala Red Devil dengan cepat. Secara bersamaan, laju mobil tak menentu dan mobil medadak secara cepat. Red Devil masih utuh dan tak terluka. Dia membuka borgol di tangannya dan langsung menghilang dengan kepingan abu yang bersarang di atas jok mobil tersebut. Semua yang ada di sana membelalak dan lagi-lagi kecewa. Red Devil kembali melarikan diri.

Setelah itu muncul lah adegan seorang pria yang muncul secara tiba-tiba di atas bukit dan di tengah bulan purnama. Dia tertawa licik atas kemenangannya kini kabur dari para polisi itu. Telekinesis-kemampuan menggerakan benda dengan pikiran-yang dimilikinya benar-benar membantu dia untuk melarikan diri. Saat itu dia memcopoti semua peluru yang ada di senapan polisi dan membuka borgol. Dia juga yang membuat laju mobil tak berarturan dan berhenti mendadak. Dan dia langsung berteleportasi untuk melarikan diri dari mereka. Hebat dan Jahat! Dia benar-benar luar biasa, kelak nanti akan ada seorang anak yang terlahir ajaib seperti dia. Dan aku tak tahu mengapa jalan pikiranku sama seperti dirinya.

Dia tertawa, begitu pun aku. Tiba-tiba aku merasakan sebuah dorongan yang amat besar dan menyuruhku keluar. Aku merasa sesuatu menarikku dan semakin menarikku. Pandanganku menggelap, lalu aku melihatnya. Semuanya, aku benar-benar melihat semuanya. Aku bahagia, aku tertawa licik karena bahagia. Mereka mendengarnya sebagai jeritan, namun bagiku ini tawa hinaan. Mereka mendengarnya sebagai tangisan, namun bagiku ini tawa licik yang penuh kebahagiaan. AKU TELAH DILAHIRKAN! Dia lah aku, Red Devil atau si Variabel x. Dia lah aku, seorang pemuda tampan yang akan membuat kekacauan di kota. Dia lah aku, pria buronan yang penuh dengan kemisteriusan. Aku akan datang membawa visiku yang telah kutatap tadi. Aku telah datang dengan membawa kejahatan di masa depanku. Aku telah melihatnya, aku bangga. Aku telah lahir, aku akan datang. SELAMAT DATANG DUNIA, KEJAHATAN MENUNGGUMU, DI SINI! AKU AKAN DATANG DAN MEMBAWA KEHANCURAN! RED DEVIL, SI VARIABEL x.

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates